Saat ini fenomena drama pendek cina yang model singkat hanya beberapa menit per episode sedang bergolak luar biasa. Apa perlu bukti? coba saja ya dari sisi penggemar, saat ini bukan hanya ibu-ibu atau para wanita yang menyukai model drama singkat seperti ini tapi bapak-bapak juga banyak banget. Hal ini saya ketahui secara tidak sengaja di pertemanan FB saya yang rata-rata usia 45 tahun ke atas, ternyata diam-diam banyak penggemar drama singkat ini.

Dalam dua tahun terakhir, drama pendek Cina bisa juga orang sekarang menyebut Tiongkok atau Chinese short drama mengalami ledakan popularitas yang luar biasa. Memang formatnya sangat ringkas, dalam satu episode rata-rata hanya 1–3 menit, dengan total durasi 1–2 jam jika ditonton penuh, tetapi jika kita nonton di media sosial seperti tiktok, FB dan instagram biasanya disajikan dalam satu konflik singkat artinya dalam satu sajian sudah ada beberapa episode.
Meskipun pendek, gaya ceritanya sudah cukup lengkap yaitu konflik cepat, alur padat, dan klimaks yang disajikan sejak awal. Model ini menciptakan pola konsumsi baru yang berbeda dari drama panjang tradisional, terutama bagi generasi pengguna ponsel yang lebih menyukai konten cepat, langsung, dan mudah diikuti.
Secara bisnis, industri drama pendek ini berkembang pesat karena model produksinya relatif murah, namun potensi monetisasinya sangat besar. Satu seri dapat diproduksi hanya dalam hitungan hari dengan anggaran yang jauh lebih rendah dibanding drama televisi. Pendapatan utamanya berasal dari sistem pay-per-episode, iklan internal, serta kolaborasi aplikasi streaming vertikal asal Tiongkok yang kini mulai berekspansi ke Asia Tenggara. Faktor inilah yang memungkinkan ratusan seri baru muncul setiap bulan, menciptakan kompetisi ketat dan mempercepat inovasi gaya cerita.
Pertumbuhan penggemarnya juga signifikan. Penonton merasa format pendek lebih mudah dikonsumsi sambil melakukan aktivitas lain. Cerita-cerita berlatar dunia CEO kaya, romansa fantasi, atau balas dendam keluarga menjadi tema paling populer karena sensasi emosinya bisa disampaikan dengan cepat. Selain itu, sebagian penonton menganggap drama pendek sebagai “snack entertainment”—ringan, instan, namun cukup memuaskan untuk mengikuti tren.
Di Indonesia, fenomena ini mulai ramai diperbincangkan terutama di media sosial. Banyak pembuat konten lokal melakukan reaction, ulasan, hingga kompilasi adegan yang dianggap dramatis atau berlebihan. Salah satu tokoh yang turut mengulas fenomena ini adalah Fajar Nugra, seorang penulis dan pengamat budaya digital yang beberapa kali menyoroti bagaimana drama pendek Tiongkok berhasil memanfaatkan psikologi penonton muda Indonesia. Dalam salah satu ulasannya, ia menekankan bahwa kesuksesan drama tersebut bukan pada kualitas sinematografi, tetapi pada kemampuan memicu rasa penasaran dan emotional hook yang kuat di setiap menit.
Mengapa drama singkat ini disukai? menurut saya kebanyakan drama singkat ini memanjakan daya hayalan manusia. seperti ingin kaya mendadak, dapat warisan tak terduga, dapat kesaktian (yang tidak masuk akal). Dan semuanya itu sebenarnya sangat tidak masuk akal. Tetapi nyatanya dengan semakin tidak masuk akal akan semakin menghibur seseorang yang masa kecilnya penuh hayalan yang tidak tercapai. Ini kira-kira yang membuat drama singkat ini disukai banyak orang, terutama yang memiliki waktu lebih untuk scrolling HP.
Durasi yang sangat pendek membuat drama ini sangat cocok dengan kebiasaan scrolling pengguna Indonesia yang cenderung cepat jenuh. Banyak penonton menilai drama pendek menawarkan eskapisme instan di tengah rutinitas. Model distribusi aplikasi yang menampilkan “trailer” berulang, lalu meminta pengguna membayar untuk melanjutkan episode, terbukti efektif menarik penonton impulsif. Dari sisi pemasaran, skema ini jauh lebih efisien dibanding kampanye promosi drama reguler.
Pada akhirnya, drama pendek Tiongkok menjadi contoh bagaimana industri hiburan dapat menyesuaikan diri dengan budaya digital berkecepatan tinggi. Bagi pasar Indonesia yang besar dan sangat aktif di media sosial, fenomena ini kemungkinan masih akan berkembang, terutama jika para kreator lokal mulai mengadopsi format serupa dengan sentuhan budaya Nusantara yang lebih dekat dengan keseharian penontonnya.
Nah bagaimana dengan keuntungan bisnis kita? apakah bisa diambil manfaatnya? bisa saja kalau kita mau memanfaatkan peluang ini. Salah satu membuat website tentang drama singkat cina ini. Nah peluangnya bisnisnya dimana? Jika kita sanggup menarik pengunjung tentu bisa kita pasang iklan yang berhubungan dengan itu, dan masih banyak lagi caranya, ini hanya sekedar kata pembuka saja. Ok saya rasa cukup sekian dulu tulisan singkat ini, semoga bisa memberi inspirasi bagi pembaca sekalian, Aamiin!
Blog Fauziwong Catatan Bisnis Online Fauziwong