Saya sebenarnya ingin menulis tentang kasus ini sejak lama, cuma saya sendiri bingung menulis dari mana memulainya. Karena sesunguhnya ini bukan “penipuan” secara langsung, hanya saja salah pemahaman membaca penawaran pada iklan. Nah kenapa sampai salah memahami bahasa iklan ini? itu yang akan saya tulis disini, jadi nantinya bisa kita buat sebagai salah satu langkah kehati-hatian dalam memilih pelatihan yang berbayar atau WS.
Sebelum kita bahas masalah ini lebih dalam, terlebih dahulu kita bahas mengapa pelatihan berbayar ini ada dan dibutuhkan? Dulu waktu saya awal menekuni bisnis di dunia online memang ada pelatihan berbayar, tetapi lebih banyak forum gratis yang isinya murni sharing.
Masalahnya isi forum yang diskusi penuh “daging” tersebut banyak dicopy dan disusun ulang oleh oknum member atau oknum pembaca, yang selanjutnya dijual dengan harga yang lumayan fantastis. Dan memang para pemula di bisnis ini membutuhkan itu.
Saya tidak menyalahkan member tersebut, karena itu juga kerja yang membutuhkan waktu dan tenaga dalam menyusun materi tersebut, jadi memang wajar untuk dijual. Tapi masalahnya ada banyak yang diiklankan dengan bahasa-bahasa yang fantastis, seolah-olah dengan materi tersebut dijamin jadi kaya raya alias sukses dibisnis online ini. Nah ini yang memang harus difahami, bahwa tidak mesti suatu metode itu menghasilkan kadang juga tidak cocok dengan anda.
Di saat maraknya kelas pelatihan berbayar, tidak sedikit iklan yang menggunakan taktik manipulatif untuk menarik minat calon peserta. Iklan-iklan ini sering menjanjikan hasil yang pasti dan menggiurkan, namun di balik kata-kata manis tersebut tersimpan celah untuk “penipuan”, mungkin juga tidak disebut penipuan tapi ada bagian yang ditutupi. Berikut ini saya kumpulkan dari berbagai kasus yang marak, informasi saya peroleh di FB, jadi tidak menjamin informasi 100% valid, tapi kebanyakan seperti itu.
Janji Hasil Pasti
Iklan sering kali menawarkan “garansi” kesuksesan tanpa menyebutkan langkah nyata atau usaha yang diperlukan. Janji ini seolah memberikan kepastian bahwa peserta akan meraih hasil yang diinginkan tanpa risiko, padahal kenyataannya sukses memerlukan kerja keras, dedikasi, dan proses belajar yang berkelanjutan. Taktik ini sengaja dirancang untuk menggoda mereka yang mencari solusi instan tanpa ingin berinvestasi waktu dan usaha.
Bahkan ada yang dengan tegas di chat nya mengatakan saat ditanya resikonya, jawabnya resikonya menjadi kaya. Ini jelas over klaim produknya. Alangkah baiknya saat ditanya resikonya, dia menjelaskan resiko yang akan diterima oleh calon peserta. Saya yakin nantinya walau dia nggak jadi ikut kelas anda dia akan menjadi teman online anda dan mungkin saja dia jauh lebih percaya dengan setiap kata-kata anda.
Penggunaan Testimoni Palsu dan Bukti yang Diragukan
Strategi selanjutnya adalah penyajian testimoni yang tampak meyakinkan namun sering kali dibuat-buat. Iklan memanfaatkan cerita sukses yang tidak bisa diverifikasi, sehingga menimbulkan ilusi bahwa kursus tersebut telah memberikan manfaat luar biasa bagi banyak orang. Bukti-bukti yang disertakan pun kerap diragukan, misalnya berupa foto-foto atau klaim yang tidak didukung data nyata. Dengan demikian, calon peserta bisa merasa bahwa mereka akan mengalami hal yang sama, padahal realitasnya jauh dari yang dijanjikan.
Ini seperti mengetik testimoni sendiri, yang saat ini akan sangat mudah dilakukan dengan bantuan AI. Tinggal kita minta testemoni pasitif pada AI dan kita tinggal copy paste sudah cukup. Tapi ini namanya tidak jujur, kalau tidak boleh dikatakan penipuan.
Penekanan pada Bonus dan “Kesempatan Emas”
Taktik lainnya adalah menciptakan rasa urgensi melalui penawaran bonus khusus atau kesempatan yang diklaim hanya tersedia dalam waktu terbatas. Iklan mendesak calon peserta untuk segera mendaftar, dengan iming-iming hadiah tambahan atau diskon besar. Teknik ini sengaja dirancang agar calon peserta tidak sempat melakukan riset mendalam atau mempertimbangkan segala aspek secara kritis sebelum mengambil keputusan. Akibatnya, mereka pun akhirnya terjebak dalam komitmen yang sulit dibatalkan meskipun hasil yang dijanjikan tidak sesuai harapan.
Lalu bagaimana menghindari iklan yang seperti itu? ya memang susah, terutama bagi mereka yang belum pernah membuat iklan atau penawaran. Makanya dulu saya pernah menulis tentang copy writing. Sebenarnya itu juga bisa digunakan pengetahuan tambahan untuk menghindari terjebak iklan.
Tips dan Saran Menghindari Jebakan Iklan
Untuk menghindari iklan yang “menyesatkan” saya pribadi menyarankan beberapa langkah berikut yaitu diantaranya riset mendalam. Carilah informasi tambahan melalui sumber terpercaya dan verifikasi kredibilitas penyelenggara, serta baca ulasan dan testimoni secara kritis untuk mendeteksi pola-pola yang mencurigakan.
Selanjutnya, konsultasikan rencana Anda dengan ahli atau komunitas yang memiliki pengalaman di bidang tersebut. Diskusi dengan orang-orang yang pernah terlibat dalam kelas serupa dapat memberikan perspektif objektif yang membantu dalam mengambil keputusan.
Terakhir, pastikan legalitas dan rekam jejak perusahaan dengan memeriksa izin resmi serta riwayat operasionalnya. Langkah ini penting agar Anda tidak terjebak dalam skema yang merugikan secara finansial dan waktu.
Saya yakin dengan tips yang saya berikan diatas, minimal anda akan terhindar dari boncos yang tidak disadari. Kerugian dalam bisnis memang suatu resiko tetapi langkah baiknya jika kita berusaha sebaik mungkin mempelajarinya agar bisa lebih menjauhi kerugian. Terima kasih telah membaca artikel saya. Semoga tulisan ini bermanfaat.