Cireng itu makanan berupa jajanan yang berasal dari adonan kanji atau aci digoreng, sudah biasa dijual baik disekolah anak- anak kita maupun di pinggir-pinggir jalan. Makanan ini hanya sekelas jajanan bukan makanan berat jadi ya camilan biasalah dan digoreng. Bagi mereka yang anti minyak goreng makanan ini tentunya merupakan salah satu musuh utaman bagi mereka.
Gorengan Cireng Pandawa, singkatan dari “aci digoreng”, adalah salah satu camilan yang merayakan cita rasa Indonesia dengan penuh kegembiraan. Pada mulanya Gorengan Cireng lebih dikenal sebagai makanan jajanan anak sekolah seperti yang saya katakan diawal dan sampai sekarang masih ada, tetapi seiring waktu jajanan ini mengalami transformasi menjadi primadona pasar malam dan acara-acara spesial.
Ada istilah keren bagi cireng adalah “gurihnya menggoda lidah” karena gorengan Cireng dikenal dengan citarasa gurih yang tak tertandingi. Adonan tepung aci 9kalau di desa saya namanya kanji) yang digoreng hingga kecokelatan sempurna menghasilkan gurih yang lezat dan menggoda lidah. Setiap gigitan membebaskan rasa asli bahan-bahan pilihan yang digunakan untuk menghidupkan cita rasa Indonesia dalam setiap potongan.
Selain rasa yang memukau, tekstur Gorengan Cireng Pandawa juga menjadi daya tarik utama. Luar cireng yang renyah menyembunyikan kelembutan di dalamnya. Kontras antara kulit luar yang garing dan bagian dalam yang lembut menciptakan sensasi unik yang sulit dilupakan.
Nah kenapa saya menulis tentang cireng ini? karena dengan cireng ini kita bisa berbagi kebahagiaan, kita bisa memberikan peluang untuk berjalannya ekonomi bagi masyarakat terutama yang bernasib kurang beruntung. Jajanan ini bisa menjadi sumber pendapatan, walau pendapatan itu nampaknya kecil bagi mereka yang hidup dan bekerja dilingkungan industri (karyawan pabrik) namun ini merupakan sesuatu yang besar bagi mereka.
Di awal tulisan saya katakan cireng kebahagian, maksudnya adalah cireng sumber kebahigaan karena bisa menghasilkan pendapatan walau tidak terlalu besar karena sekecil apapun yang didapat lebih baik daripada tidak ada sama sekali 😀 Sebenarnya ada ceritanya saya menulis cireng ini, berawal dari kunjungan saya ke desa kelahiran saya.
Saya ditawari oleh saudara untuk mencoba cireng buatannya, dan saya coba ternyata enak rasanya gurih dan empuk. Cireng Pandawa buatannya ini agak berbeda dengan cireng biasa, karena cireng ini dibentuk seperti jajanan pastel yang didalamnya ada isi ayam dengan bumbu khas, nah ini bumbunya ini olahan dan racikan saudara saya tersebut.
Kemudian saya ditawari untuk ikut menjualnya, dia bercerita bahwa membuat cireng itu memperkejakan tetangga yang notabone tidak punya penghasilan dimusin kemarau seperti ini, kalau musim hujan ada penghasilan sebagai tengkulak ikan eceran beberapa kilo kemudian diolah dan dijual di pasar, maklum desa saya merupakan daerah penghasil ikan.
Nah sengsaranya adalah saat musim kemarau tidak ada air, hampir semua tambak sudah dipanen dan berganti dengan tanaman padi, selanjutnya menunggu hujan untuk diisi kembali dengan benih ikan jadi masih ada beberapa bulan hidup tanpa penghasilan. Dan dia cerita betapa bahagianya orang yang diajak membuat cireng tersebut saat diberi beberapa rupiah hasil membuat cireng tersebut. Dan itulah kebahagian yang sangat sederhana untuk mendapatkannya tapi tidak semua orang mau melakukannya.
Akhirnya saya beserta istri memutuskan untuk ikut membantu penjualannya alias jadi reseller walau hanya kecil, itung-itung berbagi “kebahagiaan” pada mereka yang memang benar – benar membutuhkan. Jualan cireng pandawa nya hanya sebagai sambilan lho bukan sebagai pekerjaan utama. Do’akan saja kami bisa melakukannya untuk lebih banyak produk dan juga lebih banyak manfaat untuk orang lain. Mau pesan?? silahkan Klik tombol bawa ini