Sebentar lagi ada acara peringatan “maulid nabi Muhammad SAW” bisanya acara ini diperingati hampir sebulan penuh, walau secara resmi libur nasional hanya sehari. Di daerah tempat sekolah SMA saya dulu acara ini diperingati hampir tiap malam dengan membaca berbagai macam sholawat di surau-surau secara bergiliran, yang kemudian para santri ikut acara tersebut walaupun kadang dengan niatan tambahan yaitu mencari sekedar jajanan untuk bergembira bersama. 😆
Sungguh menyenangkan hati, khususnya bagi saya mendengar sholawat dibacakan dengan berbagai nada yang kreatif. Ada semangat yang tidak bisa dikatakan saat membacanya. Tetapi setelah saya mengenal FB atau FaceBook, keramain acara tersebut dilawan dengan golongan lain yang rupanya sudah ada sejak lama (saya yang kuper dan kurang pengetahuan tidak mengetahuinya). Semakin tahun semakin parah pertentangan tersebut, seolah-olah golongan yang merayakan maulid tersebut adalah orang kafir dan sangat sesat. Mereka mencaci maki dan bahkan dengan kata-kata yang sangat kasar. Apakah mereka yang mencaci-maki ini sudah benar-benar belajar agama dengan sangat dalamnya ? sehingga mereka berani berbuat demikian, atau apakah mereka yang merayakannya ini demikian sesat dan bodohnya sehingga mereka berbuat demikian…. saya tidak mengetahuinya….. Dan tahun ini saya berharap agar tidak terjadi lagi ramai di facebook tentang saling klaim apa itu baik dan apa itu buruk, semoga terjadi amin…!
Tetapi ada suatu hal yang dulu pernah saya tangkap dari guru ngaji saya begini : “sesungguhnya perayaan tersebut adalah sarana besar untuk dakwah kepada (agama) Allah dan kesempatan emas yang tidak layak disia-siakan. Bahkan wajib atas da’i dan ulama untuk mengingatkan umat dengan Nabi Muhammad SAW dengan akhlaknya, muamalahnya dan ibadahnya. Menasehati umat, menunjukkan mereka kepada kebaikan dan kebahagiaan, memberi peringatan kepada mereka terhadap musibah, bid’ah, keburukan dan fitnah. Dan bahwa kami -dengan fadhal dari Allah- selalu mengajak kepada hal tersebut, bersekutu pada hal tersebut, dan berkata pada umat “Tujuan dari perayaan tersebut bukan sekedar perayaan dan ekspresi, tetapi sebagai sarana mulian, yaitu ini dan itu. Dan siapa saja yang tidak megambil faedah bagi agamanya, maka ia terhalang dari kebaikan maulid yang mulia” (Syaikh Muhammad bin ‘Alwi Al-Maliki, Dzikrayat wa Munasabat, hal.103, Maktabah Al-Ghazali Damaskus, Muassasah Manahil Al-‘Irfan, Beirut)
Barangkali catatan saya tersebut diatas bisa menjawab semua yang menjadi perdebatan di Facebook sepanjang masa tentang merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, jika ada yang salah itu berasal dari saya sendiri dan saya mohon maaf atas kesalahan saya, karena saya sesungguhnya bukanlah ustadz yang memang menguasi ilmu agama lebih bagus dari rata-rata, saya hanyalah pemilik situs website wongmultimedia.com yang saat ini konsentrai menjual software dan aplikasi sekolah serta pondok pesantren. Terima kasih telah membaca catatan saya ini serta sampai jumpa ditulisan saya berikutnya mengenai berbagai hal yang mungkin berguna untuk kita semua, salam… 🙂