Thursday , 21 November 2024

Ada Ring di Jantungku

Di obrolan kali ini saya mau sedikit cerita, bagaimana bisa saya diharuskan periksa PCI jantung atau biasa juga disebut dengan kateterisasi jantung setelah terjadi serangan jantung “kecil” beberapa waktu lalu yang sempat membawa saya ke IGD dan juga harus menginap opname beberapa hari di RSUD Ibnu Sina Gresik. Nah berkaitan dengan serangan tersebut ternyata saya direkomendasikan oleh dokternya ke RS Siloam Surabaya untuk melakukan pemeriksaaa PCI tersebut.

Setelah saya setuju untuk dikirim ke Surabaya, ternyata tak berapa lama saya sudah menerima pesan whatsapp untuk jadwal pemeriksaan padahal kata dokter yang merujuk ini antri lama, wah ini karena terlalu cepat saya belum siap untuk menjalaninya. Saya katakan belum siap, kemudian dijawal ulang awal januari saya juga katakan belum siap, karena saat itu jadwalnya anak saya libur. Saya tidak mau saat mereka libur nantinya mereka terbebani pikiran kesehatan ayah mereka. Akhirnya setelah ditunda beberapa kali penjadwalan saya bisa pas di pertengahan januari kemarin saat sehari setelah anak saya kembali ke asrama dan saya siap menjalaninya.

Pemeriksaan PCI ini secara sederhanya mereka menerangkan sebagai berikut,  nanti akan ada ada alat yang dimasukkan lewat pembuluh nadi, bisa melalui tangan atau bisa juga melalui pangkal lipatan paha. Kebetulan saya lewat tangan sudah bisa dan lancar. Saat alat tersebut masuk, disuntikkan juga suatu zat yang berpendar agar bisa mendeteksi jalannya alat tersebut dan bisa mengetahui kondisi jantung, yang ini memang tujuan utamanya.

Tujuan dari memasukkan alat tersebut adalah memeriksa adakah kebuntuan pembuluh darah di jantung? jika ada maka selanjutnya dianalisa berapa kebuntuannya dan mungkinkah untuk dilakukan pemasangan ring disana. Analisa dan perhitungan ini dilakukan tim yang dipinpin oleh seorang profesor. Saat itu yang menangani saya prof. Yudi Her.

pemasangan ring di jantung

Dari analasi tim yang dilakukan ternyata dijantung saya terdapat dua kebuntuan, yang sama-sama sulit namun beda tingkat resikonya. Yang pertama sulit namun resiko kecil sedangkan yang kedua sulit dan beresiko tinggi. Akhirnya saat itu diputuskan untuk pesangan yang pertama yaitu di daerah dengan resiko rendah.

Pertama darah saya harus diencerkan dahulu, padahal sebelumnya saya sudah minum obat pengencer darah namun kata tim itu kurang, harus diberi suntikan lagi dan juga minum beberapa butir pengencer darah lagi. Setelah siap kemudian dimulailah pemasangan ring di jantung tersebut yang tentunya sudah dihitung seberapa ukurannya dan lain sebagainya, dan alhamdulillah pemasangan lancar.

Setelah pemasangan tersebut saya tidak boleh kembali langsung ke kamar tapi harus ke ICU untuk pemantauan lebih lanjut, dan ternyata hasilnya baik setelah semalam dipantau secara berkala oleh petugas perawatnya, paginya saya sudah diperbolehkan pulang dengan beberapa catatan diantaranya, tidak boleh mengemudi kendaraan dulu trus tidak boleh angkat beban yang berat sampai nanti pembulu darah nadi saya yang dilewati alat tersebut dirasa normal.

Hasilnya bagaimana? alhamdulillah hasilnya menurut saya sangat baik, rasa nyeri dan sesak dada saya jauh berkurang, saat ini hanya sekali dua kali saja per hari dan itupun tidak lama. Rasa sisanya nyeri ini mungkin saja diakibatkan memang yang buntu satunya belum dipasang. Dan kemarin saat konsultasi dengan dokter pengirim di Gresik, beliau belum menyarankan pemasangan kedua kecuali kalau memang keluhan bertambah.

Nah dari pengalaman ini, semoga bisa bermanfaat bagi yang lain sebagai pengetahuan awal saja sesama pasien, bukan sebagai ahli. Karena saya hanya sebagai pasien, ada kemungkinan juga yang saya tangkap dari keterangan dokter salah atau kurang lengkap, tapi minimal sudah bisa sebagai gambaran awal yang mau melakukan pasang ring dijantung.

About Fauzi

Nama saya Fauzi lebih dikenal dengan nama Fauziwong, saya seorang aktifis dibidang pendidikan khususnya pembangunan sistem informasi sekolah terpadu, pengalaman saya lebih dari 10 tahun dimulai tahun 2006, baik untuk bisnis via internet online dan juga off line

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.