Toleransi menurut catatan saya berarti saling menghargai, artinya ada 2 atau lebih pihak yang saling mengharga satu dengan lainnya karena suatu perbedaan. Jika menghargai hanya dari salah satu pihak tanpa imbal balik oleh pihak lain saya yakin jadinya akan menyakitkan, yang satu merasa terinjak haknya satunya lagi “terserah aku dong…”
Saat bulan ramadhan tentu banyak orang yang berpuasa dan tentunya juga banyak yang tidak puasa (ini orang yang ngaku-ngaku Islam), saat siang hari saya beberapa tahun lalu naik angkutan kota di Surabaya disini saya menemukan banyak sekali mereka yang merokok di dalam angkutan padahal saat itu bulan ramadhan. Nah ini sepertinya sepele tapi sangat kurang ajar menurut saya… 🙂
Satu lagi saat bulan puasa tentunya dan sudah menjadi kebiasaan bahwa kegiatan di masjid menjadi lebih ramai dari biasanya. Kegiatan ini seringkali menggunakan pengeras suara dan itu berlangsung hingga larut malam, menurut saya kegiatannya bagus tapi ini namanya tidak toleransi. Kenapa demikian? Coba kita renungkan bersama-sama, masyarakat sekitar masjid baik yang beragama Islam atau yang lain mungkin saja esok harinya harus bekerja oleh karena itu mereka juga butuh istirahat (catatan: saya tidak mencap jelak kegiatan dimasjid). Jadi saran saya sebaiknya jika sudah diatas jam 21 suara pengeras suaranya dikecilkan tidak perlu terlalu keras, ini akan sangat berharga daripada mengganggu orang lain.
Seperti yang diutarakan oleh bapak Yusuf Kalla sebagai ketua Dewan Masjid Indonesia menjelaskan masjid itu tempat syahdu buat menunaikan ibadah dan menciptakan ketenangan hati. Dengan tidak mengganggu ketenangan orang lain, kata dia, berarti kaum muslim toleran terhadap orang lain.” — merdeka.com
Baiklah sekian dulu semoga menjadi bahan renungan yang baik di bulan ramadhan ini….. 🙂