Thursday , 21 November 2024

Kedamaian di hari ke-8

Tak terasa puasa ramadhan tahun ini sudah hitungan ke delapan atau ke sembilan untuk mereka yang puasa start lebih awal. Dan rasanya juga adem ayem padahal ini sudah tanggal 19 Merat yang berarti besok adalah 20 Maret hari terakhir penghitungan pemilu atau pemilihan umum oleh KPU. Sangat jauh beda dengan beberapa hari awal saat setelah pemilihan umum kemarin, penuh dengan emosi saling panas dan juga terlihat tekanan stress bagi mereka yang dinyatakan kalah oleh hitung cepat Quick Count. Kita tunggu saja hasil nya besok.

Mungkin saja damai dan sejuk suhu udara saat puasa ini soalnya awal puasa sampai beberapa hari suasanya selalu mendung dan hujan rintik-rintik, sehingga sangat tidak terasa kalau kita lagi berpuasa, perasan soala tidak sedang berpuasa karena udara yang sejuk dan suasana yang “syahdu”.

Puasa ramadhan kali ini juga sudah kembali seperti saat saya kecil dulu, tidak ada panasnya suasana sosial media yang berkomentar warung ditutup atau hormatilah orang yang berpuasa, dan kemudian dibalas dengan kata-kata hormatilah orang yang tidak puasa. Mungkin saat ini warung buka siang saat puasa sudah menjadi hal yang wajar dan lumrah, sehingga sudah jarang sekali orang berkomentar tentang kejadian itu.

Bahkan sekarang tidak puasa juga bukan merupakan hal yang memalukan, sebagaimana saat saya kecil, akan sangat malu jika kita tidak berpuasa dan bertemu dengan teman-teman yang semuanya berpuasa. Jadi tidak berpuasa jaman kecil saya dulu merupakan hal yang menyiksa terutama di sore hari menjelang berbuka dan setelah berbuka puasa. Teman-teman beli jajan setelah sholat maghrib hingga menjelang sholat isya’ kita malu keluar karena merasa tidak berpuasa.

Sebenarnya apa yang terjadi saat ini? kedamaian ini merupakan hal bagus atau merupakan sesuatu yang harus kita bersedih? Bukanya warung makanan itu wajar dan harus dilakukan kalau itu merupakan hasil dari pendidikan telorenasi umat beragama, karena dikota kita seperti Gresik ini, tidak semuanya muslim, sehingga bagi mereka yang berhalangan puasa dan non muslim ini butuh makanan dan harus ada yang menyediakan. Maka bukanya warung makan itu merupakan ibadah karena menolong sesama manusia yang membutuhkan makanan.

damainya saat puasa

Namun jika seandainya bukanya warung itu merupakan suatu hal karena hilangnya kepekaan beragama kita, maka menurut saya itu sesuatu hal yang sangat menyedihkan. Karena jelas itu merupakan penurunan tingkat beragama kita. Nah ada yang mengatakan sekarang tergantung orangnya, niatnya seperti apa? ini juga hal yang abu-abu karena sulit juga diketahui hati orang. hehehe… tidak perlu kita pikirkan yang jelas hasilnya puasa tahun ini lebih damai dan walaupun beras katanya mahal namun masih tetap bisa terbeli. Semoga Tuhan melindungi kita semua… Aamiin!!

About Fauzi

Nama saya Fauzi lebih dikenal dengan nama Fauziwong, saya seorang aktifis dibidang pendidikan khususnya pembangunan sistem informasi sekolah terpadu, pengalaman saya lebih dari 10 tahun dimulai tahun 2006, baik untuk bisnis via internet online dan juga off line

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.